karya :khoirotin anisa
diambil dari :facebook
Malam begitu suram,hanya terdengar suara anjingmenggonggong.Hembusan angin menggema di setiap sudut kelas yang menimbulkansuara-suara menggertak.Dentuman kaki melangkah pasti ke setiap lorong-lorongkelas.Percikan air keran wastafel yang sesekali terbuka.Kedipan lampu malamberkali-kali.Hingga keluarlah sosok serba putih memanjang,lengkap dengan rambutpanjang terurai kedepan menutupi wajahnya.
Ia berjalan sendirian sepanjang koridor,ia berjalan denganberbekal senter kecil.Sesekali ia menoleh ke belakang dan membetulkankacamatanya.Namun ia sadari,sepasang kaki berjalan menghampirinya.Sebuah kapaktergenggam erat ditangannya.Ia tetap berjalan lurus,tiba-tiba sebuah tanganmenyentuh pundaknya.
“AAAAAAA….”,Ia berbalik,sejenak ia mengernyitkandahinya.”Pak Bon…kirain siapa?”,Ia bernapas lega.”Anu non Cindai…pak Bon mautebang pohon asem di belakang…Non ngapain?”,tanya pak bon penuh tanda tanya.
“Cindaiii…..”
***
KRIIIINNGGG……
Bel masuk kelas berbunyi,tampak riuh disana.Banyak siswakebat kesana-kemari menuju bangkunya.Takut akan kedatangan guru,supaya terlihattak nakal.
“Pagi anak-anak…”,sapa bu Winda memasuki ruangan.Seluruhsiswa kelas hanya menjawab,”Pagi Buu…” secara serentak.
“Pagi ini kalian kedatangan murid baru…siapa itu?nahmasuk.”,ujar bu Winda memeberi aba-aba pada seseorang di ambang pintu.
Kini masuklah seorang laki-laki berpostur lumayantinggi,yang bisa dibilang ganteng ke dalam ruang kelas itu.”Perkenalkandirimu..”,pinta bu Winda.
“Baik pertama nama saya Bagas Rahman Dwi Saputra AdityaNuraga Adriansyah…saya tinggal dib la bla bla.”,cerocosnya.
“Busett itu nama apa rel kereta api…”,keluh Difa.”UdahDif,kali aja nama keturunan…”,celetuk Angel dari belakang.”Ndai liatdeh…”,pinta Angel ke Cindai yang duduk disebelahnya.
Cindai hanya melihat sekilas,lalu membenarkan kacamata yangmenjadi sahabat setianya itu.”Mmm…”,jawabnya.”Loh kok cuma gitu jawabnyasih.”,tanya Angel.Cindai hanya menggeleng.
“Kamu duduk di,aaa…sampingDifa.Yang duduk sendiri itu.”,bu Winda menunjuk ke Bangku Difa.Bagas hanyamengangguk pelan.Lalu menuju tempat yang dimaksud.
***
Bel istirahat berbunyi,seluruh siswa keluar kelas.
“Hei Gas,jajan yukk…”,ajak Difa.Bagas hanya menganggukpelan,lalu menoleh ke belakang,”Mau ikut?”,tanyanya ke Angel danCindai.Sementara itu Angel dan Cindai hanya berpandangan,lalu mengangguk.
“Bagas…”
Bagas menoleh ke Difa,”Apa?”.Difa hanya mengernyitkandahinya.”Apa?”,Difa tanya balik.”Kamu panggil aku?”,tanya Bagas lagi.Difamenggeleng,sementara Bagas menggaruk-garuk rambutnya yang tak gatal itu.
Sepanjang koridor menuju kantin.Bagas berjalan bersamaDifa,Sementara Cindai dan Angel mengekor.Cindai memperhatikan punggung Bagasberjalan di depannya.
“Bagas…”
Bagas menoleh ke belakang,”Apa Ci…ci..,”,tanyanyamenggantung.”Cindai..”,jawabnya.”Kenapa?”,tanya Bagas.Cindai menoleh keAngel,lalu ke Bagas lagi,”Apasih?”,tanyanya heran.
“Eh…Dif..”,panggil Bagas ke Difa.Difa menoleh ,”Apa?”
“Kamu denger ada yang panggil aku nggak?”,tanyanya.Difamenggeleng.
Difa,Angel,Bagas,dan Cindai melanjutkan perjalanan*eh,kekantin.Namun seseorang berpakaian kumuh melintas menabrak Cindai.Alhasil Cindaiterjatuh.
“Eh…Lo nggak papa kan Ndai?”,tanya Angel menolongCindai.”Iya gak papa…”.Cindai melihat orang yang menabraknya sudah tak ada disana.
Seseorang berdiri tak jauh dari kejadian,hanya diam menatapsinis.
KRIINNGGG….
Bel pulang berbunyi,semua siswa pulang ke rumahnyamasing-masing.
Dirumah Cindai……
“Yah,kacamata Cindai rusak yah?”,ujar Cindai memberikankacamatanya.Ayah menerimanya dan melihatnya,”Tapi selesainya tiga harisayang…kamu nggak papa nggak pakai kacamata.”,ujar Ayahnya.Cindai hanya mengangguklalu masuk ke kamarnya.
Dikamar,Cindai melihat banyak perubahan.Disana terlihatsangat jelas,tapi tak seperti ia memakai kacamata.Kamarnya begitu suram,cahayalampu berkedip-kedip.Semuanya berantakan seperti tak pernah diurus,bahkantumbuh banyak lumut.Tak lama kemudian muncullah sekelebat putih yang melintasdi depan Cindai.”AYAAHHH…..”,teriak Cindai.
Dirumah Bagas….
“Gimana sayang sekolahnya…”,ujar Papa Bagas.Bagas hanyamenunduk lesu,”Loh kenapa?”,tanya ayahnya lagi.”Bagas ngerasa aneh pa…”,ujarnyalalu menuju ke kamarnya.
***
Pagi itu membawa duka,atas meninggalnya tukang kebunsekolah.Pak Bon meninggal dengan mengenaskan.Mayatnya ditemukan tadi pagi dibawah pohon asem,dengan kapak yang menancap di kakinya.
Cindai berangkat sekolah diantar ayahnya.Namun saat ayahnyaberhenti di Gedung sekolah.Cindai terdiam sejenak,”Ayo turun…keburu bel.”,pintaayahnya.
“Ayah…salah tempat nih,ini bukan sekolah Cindai..”,ujarCindai.Ayahnya tertawa,padahal ia sudah 2 tahun sekolah disini,masa lupa.Ataukarena Cindai tak memakai kacamata,jadi pandangannya agak kabur.
“Udah masuk sana,ayah ntar telat dadaah…”,Ayah Cindaiberlalu pergi.
Cindai kini berdiri di depan gerbang,matanya mungkin salahmelihat atau apa.Ia tidak melihat sekolahnya.Namun hanya sebatas gedung tuayang ya gitu deh.Cindai melangkah,ia banyak melihat perubahan.Seluruh siswalalu lalang dengan memakai seragam kuno sekali.
Tiba-tiba sebuah tangan menepuk punggungnya.Cindaiwas-was,alhasil ia berbalik,Angel??
“Ndai,kamu mau kemana sih?”,kelasnya disana kan…loh kacamatakamu mana?Oya udah tau berita pak Bon kemarin?”,cerocos Angel.Suasana berubahmenjadi seperti biasanya.Cindai pun menjelaskan semuanya.Namun mulutnyatiba-tiba merasa terkunci saat ia akan menjelaskan hal ganjil yang ia lihatbarusan.
Dikelas,Cindai duduk dibangkunya.Mata Cindai tak berhentimelihat sekelilingnya.Terutama dengan kedatangan seorang gadis.”Eh Ngel itumurid baru ya?”,tanya Cindai.
“Mana?”
“Itu di pintu”
“Nggak ada Ndai,kamu salah liat kali.”
“Tapi dia celingukan tuh Ngel.”
“Nggak ada Ndai..”
Cindai tetap memperhatikan gadis yang berdiri di ambangpintu itu.Ia terlihat celingukan,mulutnya bergerak,namun tak ada suaraterdengar.
“Hai Ndai,Ngel..”,Sapa Bagas dan Difa.
“Tolong…”,
Bagas mengernyitkan dahinya.”Ada yang minta tolong?”,tanyanya.Difa,Angel,danCindai menggeleng.”Mungkin,cewek itu deh Gas..”,Cindai menunjuk sosok di pintuitu.”Mana Ndai?”
‘Hah?Apa semuanya nggak liat apa yang aku liat?kenapa sihini mata.’,batin Cindai.
‘Kenapa dari kemaren aku denger suara nggak jelas mulu.Kenapani mulut diem gak bisa cerita ke siapa pun?’,batin Bagas.
“Pagi anak-anak..”,sapa Bu Rahmi memasuki kelas.Semua siswamenjawab.”Nah,hari ini saya kasih tugas ke kalian untuk membuat puisi tentangsekolah ini.Berkelompok cewek-cowok.Dan membuatnya di luar kelas dan carilahinspirasi.”,uja bu Rahmi.
Well Angel sekelompok dengan Difa,dan kalian tau kan Bagassama siapa?yap Cindai.Seluruh siswa yang ada di kelas itukeluar,berhamburan.Sepanjang perjalanan Bagas dan Cindai hanya diam,tak ada satukata pun yang keluar.Namun akhirnya keluarlah sebuah suara.
“Gas”,”Ndai”
Bagas dan Cindai terdiam,”Kamu aja dulu Gas…”,ujarCindai.Bagas berhasil menceritakan pada Cindai.
“Jadi kamu denger suara aneh?aku nggak denger,tapi liatGas.”,jawab Cindai.Bagas dan Cindai berjalan sepanjang koridor.Tiba-tiba mataCindai membelalak,lengannya menyenggol lengan Bagas berkali-kali.Bagas hanyamenajamkan pendengarannya.”Kamu denger sesuatu Gas?”,tanya Cindai.
“Gak…”
“Tapi Gas,dia mendekat.”
“Siapa?Aku nggak denger apapun.”
“Gas…dia tambah dekat Gas…”
“Cindai,kamu jangan nakut-nakutin aku,aku nggak tau Ndai…”
Bagas mencoba menggandeng Cindai dan mangajaknya pergi darisana.Namun Cindai tak bisa menggerakkan kakinya.Dimata Cindai orang itu semakindekat,namun bagas mulai sedikit mendengar suara yang membuat gendang telinganysakit.Cindai hanya mmenutup matanya,sedangkan Bagas menutup telinganya.
“AAAAAAAAAA!!”
“Kamu nggak papa kan?”,tanya Angel di depan Cindai.MataCindai agak terbuka.Ia melihat sekeliling,UKS?
Setelah kejadian itu,Bagas mulai mengajak Difa,Angel,danCindai untuk mengungkap maksud dari keganjilan selama ini.Terutama saat Bagasmendengar semua computer di lab rusak semua.
Waktu telah ditentukan.Malam tepat saat malam jum’at.Hari ituditentukan karena saat itu hanya bisa untuk memanggil hal seperti ituloh.
***
Bagas,Difa,Cindai dan Angel berjalan seiringan di koridor.Difadan Angel hanya menurut mengikuti Bagas dan Cindai ke sekolah.
Cindai melihat malam itu sangat ramai,banyak siswakesana-kemari.Sedangkan Bagas hanya mendengar riuh para siswa.
“Kita ke pohon asem aja ya.Kan disana aneh,Pak Bon kenakapak di sana.”,tutur Difa.”Iya juga...”,jawab Angel.
Di sana hanya terdengar desiran angin kencangberhembus.Derit bambu yang menari mengitari pohon asem itu.Mata Cindai mulaibekerja lagi,ia melihat segerombolan siswa berpakaian kusut dan robek-robekberjalan gontai menghampiri mereka.
“Bagas…Kamu denger gak?”,tanya Cindai.Bagas hanyamenggeleng.Sedangakan Difa dan Angel hanya terpaku tak tahu apa-apa.”Gas…adayang kesini…”,Cindai memberitahu.Bagas hanya berdiri,ia hanya berdiri siapmendengarkan apa saja.
Sosok itu mendekati Cindai.Kini pertama kalinya ia melihatitu*taugak secara langsung.Baju yang acak-acakan,kaki dan tangan hilang sebelah,wajahnyatertutup oleh rambut yang serba panjang,tubunya banyak bercecer darah danbelatung.
“Tolong kamiiii……”,Bagasmulai mendengar,ia pun menjawab,”Apa yang bisa kami bantu.”,Bagas melihatasal-asalan,ia mengarah ke mana saja.Namun nyatanya sosok itu berdiri tepat didepan Cindai.
“Ikuti aku…”,sosokitu berjalan tapi kakinya tak berpijak di tanah.Cindai,mengganut dan menyeretBagas mengikutinya.Bagas melihat kesana-kemari kali saja ia melihatsesuatu.Namun nihil ia hanya mendengar tawa di sela tangis kecil.
Tak lama kemudian mereka sampai di lab.komputer berdua ehbertiga eh entah hanya penulis yang tau.
Krrieeettt
Pintu lab tertutup secara otomatis.Mata Cindai beralih kesebuah computer yang menyala.Bagas menarik tangan Cindai member aba-aba untuk mendekatinya.
Hening…bagas dan cindai hanya melihat layar kosonghitam.”Balik yuk Gas.”,pinta Cindai.Bagas mengangguk.
NGGIIIIIIIIIKKKKK
“Toooloonggggga…aaakk…kk..uuuu.”
Bulu kuduk keduanya berdiri saat akan membukapintu,tenggorokan Cindai tercekat.Ia takut,sangat takut.Cindai melirikBagas,suasana gelap ia tak tahu mengapa,dimana Bagas?di sampingnya?memang.Tapiada dua orang laki-laki di kiri dan kanan.Cindai menghela napas dalam-dalam,itutak cukup untuk menghilangkan rasa takutnya.
“Ba…gas…”
“Iya?”
“Lo dimana?”
“Gue disamping lo?kenapa?”
“Emm…kiri ato kanan?”
“Hah?”
Bagas mendelik mendengar pertanyaan Cindai.Jelas ia disamping Cindai tangan kanannya meraih bahu Cindai.”Lo kenapa?gue di sinidaritadi.”,balas Bagas lagi.
“Eh…”
Cindai tahu sekarang Bagas ada di samping kanannya.Lalu yangdikiri siapa?
“BAGAAASSSS….CIIINDAAAAAAIIII.”
Mendengar itu Bagas langsung menarik tangan Cindaikeluar.Ada Difa dan Angel disana.
“Hoe…kalian kemana sih daritadi.Gue kan takut.”,seruAngel.”Difa juga nih jailin mulu errgghh.”,sambungnya melirik Difa.
“Pulang yuk.”,ajak Difa.
Malam itu tak jadi eksperimennya.Cindai duduk di jendelakamarnya,dua hari ia hidup tanpa kacamata.Ia mulai terbiasa dengan suasanakamarnya sekarang.Lumut,retak di dinding,akar tanaman,sampai darah.Meskipunkeluarganya tidak ada yang percaya saat ia menjelaskannya.
***
“Eh lo denger gak?ternyata kematian pak bon itu gara-garasetan loh.”,seru Salma mengerubung.Semua diam lalu bergerombol,”Iya katanyasetannya alias hantu atau penunggunya marah.Jadi…”
“DIAM KALIAN SEMUA!!!.”
Semua terdiam dan hanya menatap sumber suara,gadis inimenutup mulutnya.Angel hanya meliriknya,lalu beranjak dari bangkunya,melengokkeluar kelas.Cindai,Bagas,dan Difa belum datang rupanya.
“Dinda.”,panggil Angel.
“Hosh…hosh…lo jalannya cepet banget,tungguin.”,tanyanya.
“Kenapalo ikutin gue?harusnya lo kan ngerumpi ngegosipin halgak penting.”,Dinda mulai berhenti.Angel menyusulnya.
“Dinda,gue tau kematian ayah lo,lo jadi terpukul.Em…maafinmereka ya?”,pinta Angel.Dinda menatap Angel sinis,”Hmm..mau loapa?”,balasnya.Angel hanya diam sejenak,lalu bertanya dengan hati-hati.
“Emm…A…ayah lo kan pernah kerja di sekolah ini.Otomatis kantau nih asal-usul sekolah ini.”,tanyanya.
Mata Dinda membola,”MAKSUD LO APA HA?YANGKERJA DISINI BUKANGUE JADI NGAPAIN LO TANYA-TANYA?”,bentaknya.Angel gemetaran,tubuhnyakaku.”E…ma…maksud gue itu kali aja ayah lo cerita gitu.”
“Oh…”
Dinda berlalu pergi meninggalkan Angel yang diam berdiridisana.”Kalo lo mau tau penjelasannya dateng ke rumah gue.”,sahutnya pelan.”Guegak berani ngomong disini.”,sambungnya lirih sambil celingukan.
***
“Jadii..??”,tanya Cindai saat di rumah Dinda.Rumah sederhanaini tempat mereka singgah sejenak.
Dinda mengangguk,”Ada kakak kelas kita gantung diri di pohonasem yang ditebang ayah gue.”
“Kenapa?”,timpal Angel.Dinda melanjutkan,”Namanya kakZahra.Soalnya dia ee…”
“Apa?”,tanya Angel dan Cindai bersamaan.”Hamil.”
“HAAA?”
“Iya,katanya sih salah satu temennya ngajak ke club terusitu.Gara-gara depresi dia bunuh diri,dan ketahuan sama pak Duta.Tapi sebelumpak Duta nyelametin,dia udah loncat.Then,karena sekolah gak mau ada beritamacem-macem.Mayatnya dikubur di sekolah.”
“Dimana?”
“Gue kurang tau,tapi mungkin aja di sekitar tu pohon.”
“Gimana kalo kita cari mayatnya?”,tanya Angel.Dindamengangguk,tidak untuk Cindai.Angel tersenyum,”Kalo gitu gue ajak Bagas deh.”
“Apasih,iya-iya gue mau.”
***
Jam 2 siang,sekolah mulai sepi.Tinggal beberapa siswa yangsedang ekstra.Cindai,Angel,Dinda,Bagas,dan Difa melangkah menuju pohon asem,mencobamengubek-ubek tanahnya.Hingga seseorang datang menghampiri mereka.
“Kalian ngapain disini?”,tanya pria berseragam dinas itu.
“Pak Duta.”,seru Dinda.
“Kita mau nyari mayatnya kak Zahra yang bunuh diriituloh.”,ceplos Difa.Pak Duta menunduk,”Kenapa kalian lakukan?”
“Kami ingin tidak ada mayat bahkan yang terganggu di sekolahini.”,aku Bagas.
“Kalian yakin?tapi ada syaratnya.”
“Apa.”
“Saya minta kalian rahasiakan hal ini dari pihak sekolah dansiapapun.Keluarga Zahra sudah tau,jadi jangan sampai hal ini keluar.”
“Siap pak.”
“Kita datang nanti malam,saya tunggu.”
***
Pak Duta berjalan paling depan,Cindai hanya berjalan sambilmenunduk.Ia sudah lelah melihat semua makhluk abstrak disekelilingnya.Sementara Bagas memasang earphonenya.
Tak lama kemudian sampailah mereka di dekat pohon itu,PakDuta menghampiri sebuah batu kecil dan mengusap-usapnya.Lalu member aba-abauntuk Bagas dan Difa.
Yap 2 jam berlalu,kini mulaiterlihat sosok tulang berbujur dan menyerupai manusia.Zahra,itu Zahra.Cindaidan Angel serta Dinda tersenyum,semoga dengan ini semuanya berakhir.
***
Pagi itu Cindai berjalan kekelasnya,suasana berubah tak ada lagi makhluk abstrak.Ia tersenyum,saat melihatsosok Zahra di depan pintu tersenyum.
“Kenapa Ndai?”,tanya Bagasdibelakangnya.
“Lo denger sesuatu?”
“Gak.”
Cindai mendorong Bagas mendekatiZahra.Bagas tersenyum,ia berkata,”Dia bilang makasih atas semuanya.Dia harapgue sama lo pacaran.”
Cindai menoleh ke sosok itu,laluCindai mencubit pinggang Bagas.”Lo ngarang.”
“Gue beneran Cindai,Love you.”
“Love you too…hehe…”
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar